Minggu, 23 Desember 2018

Prolog dan Peperangan Pertama

Prolog

Jauh di daerah timur Arthara, bediri kokohlah sebuah gunung. Gunung Besar Embun, nampak tegak nan agung, tinggi menjulang ke angkasa. Tepat pada kaki lereng gunung ini, terdapat sebuah desa kecil yang cukup makmur, dinamakan Daruan. Di desa kecil ini tinggallah seorang pemuda yang menjalani kehidupannya dengan damai. Arman, semua orang memanggilnya dengan nama itu.
Di negeri Arthara ini, api peperangan mulai menyulut kembali, setelah beberapa tahun kedamaian berlalu. Perjanjian damai yang ditandatangai 2 pemimpin kerajaan manusia terbesar di negeri ini, telah gagal melindungi hari-hari damai. Akibat dari pelanggaran dari salah satu pihak, perjanjian ini telah gagal. Konfederasi Kota Arta, dan Kekaisaran Tanah Timur, itulah nama 2 kerajaan terbesar di tanah Arthara ini.
Meski api peperangan di negeri ini mulai menyulut sebab perjanjian damai antara 2 kerajaan besar manusia di Arthara telah dilanggar, namun keseharian Arman tetap berjalan seperti biasanya. Dan ia berharap kedamaian tetap bertahan sampai akhir hayatnya.
Namun karena suatu takdir, dirinya harus menghentikan kekacauan di negeri ini. Bertemu dengan seorang penjahat kerajaan, sang penjahat itu menjelaskan keanehan pada negara yang ditinggalinya. Mengetahui hal ini terpaksa Arman harus melakukan perjalanan untuk mendapatkan kedamaian kembali di negeri ini.

Peperangan Pertama

Saat itu minggu pertama musim semi tahun 1478 kalla, Raja Agares, pemimpin besar Uni Tanah Timur langsung menyatakan perang dengan Konfederasi Kota Arta setelah mendengar Kota Arta telah melanggar perjanjian damai antara dua belah pihak. Dengan selembar kertas yang ditandatangani langsung oleh sang raja yang mendeklarasikan perang dengan kota Arta, api peperangan kembali menyulut di negeri yang damai ini.
Peperangan pertama dimulai satu minggu setelah perjanjian damai dilanggar. Pdang Leona, itulah panggung peperangan akan digelar. Dalam menghadapi perang ini, Tanah Timur mengirimkan 7000 pasukan, yang terdiri atas 4000 pasukan infantry dan 3000 pasukan berkuda. Tidak hanya itu, sang raja juga mengirimkan surat kepada semua wilayah kekuasaannya untuk mengirimkan pasukan sukarelawan membantu prang di Padang Leona.
Desa Daruan yang secara teritorial berada di bawah kekuasaan Uni Tanah Timur, menerima surat permintaan bantuan pasukan ini. Desa di kaki Gunung Embun ini, mengrimikan 100 pemuda terbaik dari desa mereka untuk memenuhi panggilan raja, diantara 100 pemuda ini Arman salah satunya. Dengan dipimpin Farhan ,sang mantan Jenderal utama kerajaan tanah timur, mereka berangkat menuju ibukota Arlenka yang berada tak jauh di balik timur Gunung Embun.
Saat sampai diibukota 100 prajurit sukarelawan dari Desa Daruan, mereka bergabung dengan pasukan sukarelawan lainnya. Total jumlah prajurit sukarelawan yang memenuhi panggilan sang raja mencapai 2000 orang.
Total 9 ribu prajurit pergi menuju Padang Leona dari Ibukota Tanah Timur. 9 ribu pasukan yang terdiri dari 7000 prajurit kerajaan dan 2000 lainnya prajurit sukarelawan dari desa-desa maupun kota-kota di wilayah Tanah Timur. Pasukan infantry kerajaan dipimpin langsung oleh Sureta, Jenderal ke-4 kerajaan Tanah Timur. Sedang pasukan berkuda dipimpin sang Jenderal ke-2, Aidan yang terkenal akan kebraniannya. Pasukan sukarelawan sendiri dipandu oleh sang mantan Jenderal kerajaan Farhan.

Saat sampai di Padang Leona, paskuan Tanah Timur telah disambut 8000 prajurit kota Arta. Setelah itu pertempuran-pun tak bisa dielakkan, peperangan yang terjadi selama setengah hari ini berlangsung dengan sengit. Kedua pihak seimbang dan saling ingin menang, namun karena strategi yang bagus dari Jenderal Aidan, peperangan dapat dikuasai oleh pihak Tanah Timur. Dengan terlukanya pemimpin pasukan Kota Arta, terpaksa pasukan mereka mundur. Dengan mundurnya pasukan Kota Arta ini, bisa dikatakan kemenangan didapat Kerajaan Tanah Timur. Total prajurit yang gugur dalam peperangan ini sekitar 5000 orang. 3000 dari pihak kota Arta, dan sisa prajurit tewas lainnya dari pihak dari Tanah Timur.
Meski peperangan di Padang Leona ini telah berakhir, ini bukanlah perseturuan yang terakhir. Ini hanyalah awal untuk peperangan yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar